Text
Cerdas Finansial ala Keluarga Islam
UANG salah satu hal yang diburu manusia. Uang bukan penentu kebahagiaan, namun dengan uang berbagai kemudahan hidup dapat terwujud. Sangat penting bagi kita untuk dapat mengelola keuangan dengan baik. Sayangnya, banyak yang gagal dalam mengelola keuangan, karena tidak pernah diajarkan di sekolah. Kepintaran dalam mengelola keuangan terlihat dari bagaimana mengendalikan diri ketika membelanjakan uang yang telah didapatkan. Buku ini mengupas tuntas pengelolaan keuangan secara Islami. Dalam pengelolaan keuangan Islami, hal yang sangat perlu diperhatikan adalah niat ketika akan mencari uang, cara mendapatkannya, dan bagaimana uang tersebut dibelanjakan. Ketika niat mencari uang karena ibadah kepada Allah Swt., usaha apa pun yang kita lakukan tentunya tidak akan melenceng dari ketentuan Allah, dan rezeki yang didapatkan adalah rezeki yang berkah. Jika niat dan cara mendapatkan uang telah bersih, sekarang tinggal bagaimana cara membelanjakan uang telah kita dapatkan. Susunlah prioritas pos-pos pengeluaran sesuai tuntunan agama. rnrnDalam Islam, uang yang kita terima tidak serta-merta milik kita 100%. Ada hak Allah dan hak orang lain yang harus kita keluarkan. Selanjutnya kita memprioritaskan membayar utang dan kebutuhan orangtua kita. Setelah semuanya dibayarkan, barulah kita mengatur pemenuhan kebutuhan untuk keluarga. Ketika menerima uang yang merupakan hak kita, sebaiknya pengeluaran pun di atur sedemikian rupa sehingga segala kebutuhan tercukupi. Sebelum memenuhi kebutuhan konsumsi, sebaiknya alokasikan terlebih dahulu dan tabungan untuk berjaga-jaga ketika ada kebutuhan mendesak di luar rencana. Banyak yang meragukan apakah pengaturan uang semacam ini bisa dilaksanakan? Mengingat uang yang ada harus ’dipotong’ untuk Allah Swt., hak orang lain, belum lagi himbauan untuk menabung ada di urutan pertama? rnrnTentu saja bisa. Seberapa pun yang diterima, jika kita alokasikan ke pos-pos yang benar, rezeki pun akan berkah. Berkah di sini mengacu pada penerimaan perasaan yang ikhlas dan puas karena merasa segala kebutuhan tercukupi. Sebagai umat Islam, kita wajib melakukan segala sesuatu sesuai koridor Islam. Jika selama ini pendapatan kita telah mencukupi segala kebutuhan, bersyukurlah. Namun, jika masih jauh dari cukup, bersabarlah. Sabar di sini tidak hanya bersikap pasif dan pasrah saja. Lakukan introspeksi diri, apakah selama ini kurang giat menjemput rezeki, hidup yang terlalu boros, belum paham cara pengelolaan keuangan yang baik, belum mengeluarkan hak Allah Swt., kewajiban lain yang belum tertunaikan (termasuk memenuhi kebutuhan orangtua). Jika ternyata ada beberapa hal yang belum tertunaikan, lakukan perubahan secepat mungkin. Yakinlah, setiap perubahan sekecil apa pun, tetap saja akan membawa dampak tersendiri. Termasuk perubahan dalam kondisi keuangan keluarga kita.
1920020 | 2X6.32 CHO c | Ulul Albab Library (2X0) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain